rtp duatoto

    Release time:2024-10-08 05:21:39    source:cara bobol password higgs domino orang lain   

rtp duatoto,rupiah toto link alternatif,rtp duatotoJakarta, CNN Indonesia--

Seorang santriberinisal KAF (14) di sebuah pondok pesantren di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, tewas usai dilempar kayu berpaku oleh ustaz atau gurunya.

Santri sekaligus siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) berusia 14 tahun asal Blitar itu dilempar oleh ustaz berisinial U dengan kayu yang tertancap sejumlah paku, gara-gara tak segera melaksanakan Salat Dhuha.

Salah satu pengajar di pesantren yang tak ingin disebut namanya menceritakan, kejadian tersebut bermula saat korban sedang bersama teman-temannya, Minggu (15/9) pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz berinisial U itu meminta para santri untuk mandi dan bersiap menunaikan Salat Dhuha. Namun para santri ternyata tidak segera melakukan perintah itu.

Lihat Juga :
Kemenag Pastikan Sanksi Berat Guru Mesum dengan Siswi MAN Gorontalo

Secara spontan ustaz U melempar sebilah kayu berpaku ke arah santri. Kayu itu kemudian tertancap ke bagian belakang kepala korban.

"Masuk waktu Dhuha tapi anak-anak masih main badminton. Mungkin emosi atau apa. Katanya bermaksud melempar ke tanah, agar bubar. Ternyata malah kena kepala siswa. Dilempar lalu menancap ke bagian sini (kepala belakang). Seketika langsung enggak sadar anaknya," kata saksi.

Akibat lemparan kayu tersebut, korban langsung tak sadarkan diri. Dia pun dilarikan ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar hingga RSUD Kabupaten Kediri (RSKK). Namun nyawanya tak tertolong karena sudah mengalami pendarahan parah.

Kronologi itu juga dibenarkan Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar. Ia menyebut hal itu bermula saat para santri diminta oleh ustaznya untuk segera mandi dan Salat Dhuha.

Lihat Juga :
Mayat Tanpa Identitas Terdampar di Pulau Tambelan Bintan Kepri

"Karena santri tersebut tidak segera meninggalkan mainnya kemudian ustaz tersebut mengambil kayu dan dilemparkan ke santri tersebut. Kebetulan pada saat itu korban lewat, akhirnya korban itu lewat dan mengenai kepala bagian belakang, kayu tersebut ada pakunya," kata Samsul kepada awak media.

Paku itu sudah dicabut dari kepala korban. Namun KAF sudah tak sadarkan diri. Dia kemudian dibawa ke RSUD Srengat. Karena kondisinya cukup parah, korban dilarikan ke RSKK Kediri.

"Ternyata sampai di sana, RS mau melakukan operasi sudah tidak berani, karena kepalanya sudah mengalami pendarahan, dan apabila dilaksanakan operasi pun, kecil sekali untuk berhasil. Akhirnya pihak RS tidak berani mengambil risiko untuk operasi, akhirnya korban meninggal dunia," ucapnya.

Terkait kejadian tersebut, kata Samsul, pihak Polres Blitar Kota sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan dan menerbitkan surat perintah penyelidikan.

Pilihan Redaksi
  • Vadel Badjideh Minta Pemeriksaan Ditunda, Beralasan Kurang Sehat
  • Polisi Akan Panggil Operator Usut Pencurian NIK Aktivasi Kartu Seluler
  • Polisi Tangkap Tersangka Penculikan-Pelecehan Siswi SD di Ciputat

Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan ke para ustaz atau guru-gurunya, baik yang mengantar korban ke RS, maupun ustaz yang melempar kayu. Begitu juga pemilik pondok pesantren, serta pihak RS.

Dari hasil pemeriksaan, ustaz yang melempar korban dengan kayu berpaku pun sudah mengakui perbuatannya. Namun hingga kini dia belum ditetapkan jadi tersangka.

"[Ustaz yang melempar kayu berpaku] sudah dimintai keterangan dan mengakui itu. Tapi belum dilakukan penetapan tersangka," ucapnya.

Pasalnya, kata Samsul, pihak keluarga korban belum membuat laporan ke kepolisian. Sebab, santri ini diduga hidup hanya didampingi neneknya. Kedua orang tuanya disebut berada di luar negeri dan belum dapat dihubungi.

"Polres Blitar Kota sudah berupaya untuk memanggil dari keluarga korban, karena apa, korban itu hidup hanya dengan neneknya, orang tuanya di luar negeri semua, ibunya di luar negeri, bapaknya di luar negeri dihubungi tidak bisa, karena tidak memiliki nomor handphone-nya," kata dia.

"Polres Blitar Kota sudah berupaya untuk memanggil dari pihak korban, tapi sampai saat ini dari pihak korban belum menghadiri undangan yang dikirimkan dari satreskrim. Mungkin karena masih berduka, masih berduka jadi belum bisa hadir ke polres untuk memberikan laporan dan pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Samsul.

(frd/dna)