jadwal timnas vs vietnam aff 2023

    Release time:2024-10-07 21:25:47    source:pak bola88   

jadwal timnas vs vietnam aff 2023,mimpi anak kucing togel,jadwal timnas vs vietnam aff 2023

Jakarta, CNBC Indonesia -Keputusan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk menarik keluar Gojek dari Vietnam, demi memprioritaskan pasar Indonesia dan Singapura, menuai banyak respons. Pilihan strategis ini bakal berdampak signifikan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di ceruk pasar yang jauh lebih besar.

Gojek memulai ekspansi di Vietnam pada tahun 2018 dengan nama Go-Viet kemudian diselaraskan menjadi Gojek pada Agustus 2020. Selama 6 tahun beroperasi di negeri Paman Ho (Ho Chi Minh) bisnis Gojek terbilang terus bertumbuh dengan sumbangan GTV 2% terhadap total GTV Gojek dan 0.5% terhadap GTV GOTO .

Grup GoTo mencatatkan, di kuartal kedua 2024, pertumbuhan GTV dan jumlah pesanan yang diselesaikan bisnis Gojek, masing-masing mencapai 18% dan 24%, yang merupakan pencapaian tertinggi bisnis on-demand services GoTo.

Baca:
Bisa Lebih Cuan di RI-Singapura, Alasan Gojek Setop Operasi di Vietnam

Sementara itu, Singapura merupakan pasar yang terus bertumbuh dan terus menjadi area fokus utama perusahaan. Layanan on demand GoTo di Singapura memiliki nilai pemesanan rata-rata (average order value) yang relatif tinggi. Pangsa pasar bisnis ODS meningkat 3 poin persentase di Q2 2024.

Dari sisi kinerja keuangan, Gojek juga berhasil mencatatkan kontribusi marjin positif. Pasar Vietnam sejatinya cukup menarik untuk dikembangkan karena konsisten tumbuh positif. Tetapi, kata Direktur Segara Research Institute Piter Abdullah, "kue yang diperebutkan", baik untuk saat ini ataupun di masa mendatang, jauh lebih kecil dibandingkan potensi pasar Indonesia. Selain itu, untuk mengembangkan bisnis di Vietnam, butuh lebih banyak bakar uang untuk promo dan subsidi pelanggan karena pasarnya sudah terfragmentasi.

"Pada titik ini, Gojek mungkin berfikir daripada bakar uang di negeri orang demi memperebutkan kue yang tidak seberapa, mengapa tidak sekalian saja fokus memperkuat dominasi di pasar domestik. Apalagi di sini Gojek menjadi tuan rumah yang ditopang oleh ekosistem bisnis yang lengkap dan terintegrasi. Jadi, keputusan strategis ini sesuatu yang positif," kata Piter, Kamis (5/9/2024).

Saat ini Vietnam memiliki 8 pemain utama di segmen ride hailing yaitu : Grab, Gojek, VATO, FASTGO, Xanh SM, Be (Be Group) XELO dan ABER. Mayoritas di merupakan perusahaan lokal. Di antara kedelapan pemain tersebut, Grab menjadi yang pertama hadir di Vietnam yaitu pada Februari 2014, atau 4 tahun lebih awal dibandingkan dengan Gojek maupun pemain lainnya. Grab juga mendapatkan durian runtuh ketika Uber mendivestasikan bisnisnya di Asia Tenggara dan merger dengan Grab di tahun 2018.

Piter menjelaskan, ukuran pasar Indonesia dan Vietnam jauh berbeda. Hal ini tercermin dari sisi PDB, demografi dan nilai ekonomi digital di kedua negara. Mengutip laporan riset e-conomy Sea yang rutin diluncurkan oleh Google, Bain & Temasek dapat diringkas bahwa dari sisi size pasar Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan dengan Vietnam.

Data di atas menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia terutama untuk segmen transportasi dan makanan nilainya lebih dari 2x Vietnam baik di tahun 2023 maupun untuk proyeksi di tahun 2025. Melihat hal tersebut, sangat wajar jika GOTO fokus pada pasar lokal yakni Indonesia yang jelas size-nya lebih besar.

Baca:
Kantongi Izin Private Placement, Ini Penjelasan GOTO

"Memenangkan kompetisi di dalam negeri saya kira jauh lebih penting, jauh lebih strategis dan layak diperjuangkan. Banyak korporasi global berlomba lomba masuk ke Indonesia karena mereka melihat negeri ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan di masa depan," kata Piter.

Selain aspek market size, perilaku konsumen juga menjadi pertimbangan. Salah satu tolak ukur perilaku konsumen itu adalah faktor pembentuk loyalitas dan respon pelanggan terhadap tawaran promosi atau subsidi. Vietnam dan Indonesia memiliki karakter konsumen relatif mirip, yakni sama-sama loyal terhadap aplikasi/platform yang royal memberi diskon dan subsidi. Bedanya, pasar Indonesia di bisnis on demand service/ride haling, dua kali lipat lebih besar dari Vietnam.

Faktor perilaku konsumen inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Gojek tetap mempertahankan pasar Singapura dan bahkan terus dikembangkan. Di negeri tetangga itu, loyalitas pelanggan lebih dipengaruhi oleh kualitas layanan. Jadi, meski nilai pasarnya relatif lebih kecil, bagi Gojek, pasar Singapura dianggap lebih menguntungkan karena faktor perilaku konsumennya yang tidak terlalu mengejar promosi dan subsidi.

Laporan riset Google, Bain & Temasek mencetuskan suatu istilah High Value Users (HVU) untuk menggambarkan perilaku konsumen dan kaitannya terhadap bisnis suatu perusahaan. Secara sederhana, HVU merupakan pelanggan (pengguna) jasa yang sangat bergantung pada suatu platform/aplikasi. HVU dapat diibaratkan sebagai pelanggan yang dapat memberikan untung untuk suatu bisnis.

Data Google, Bain & Temasek juga menunjukkan dua hal yang menjadi signifikansi antara HVU di Indonesia & Vietnam. Pertama, HVU di Indonesia lebih merata secara geografis dibandingkan dengan Vietnam. Kedua, pengeluaran HVU di Indonesia terhadap non-HVU relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam.


(ayh/ayh) Saksikan video di bawah ini:

Video: Cukai Rokok Batal Naik, Simak Pergerakan Saham Emitennya!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Catat Rugi Bersih Terendah, GoTo Cetak Rekor Baru di Q1-2024