erek2 38

    Release time:2024-10-07 22:05:59    source:chili premier division   

erek2 38,arti mimpi gigi geraham copot,erek2 38Jakarta, CNN Indonesia--

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan Israeltelah menyetujui "proposal penghubung" terkait gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, dalam pertemuan mereka di Yerusalem, Senin (19/8).

Blinken kemudian mendesak kelompok perlawanan Hamas untuk ikut menyetujui proposal tersebut agar gencatan senjata di Gaza benar-benar bisa tercapai.

Lihat Juga :
Syarat Baru Israel soal Gencatan Senjata Gaza yang Ditolak Hamas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan Channel 12, "proposal penghubung" adalah usulan yang disodorkan Washington yang mencakup sejumlah isu spesifik mengenai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera.

Proposal penghubung di antaranya menetapkan jumlah sandera Israel yang akan dibebaskan pada fase pertama kesepakatan dalam enam pekan.

Proposal juga menetapkan urutan pembebasan sandera Israel, yang akan dimulai dari perempuan, termasuk tentara perempuan.

Jika para sandera Israel ini telah bebas, para sandera Hamas sebagai gantinya akan dibebaskan, demikian dikutip dari The Times of Israel.

Lihat Juga :
Drone Hizbullah Masuk Rumah PM Netanyahu, Israel Kelabakan

Menurut laporan Walla News, dalam proposal ini, Israel menawarkan untuk membebaskan sejumlah anggota Hamas tertentu apabila kelompok milisi itu membebaskan lebih banyak sandera di setiap fase alias setiap enam pekan.

Israel juga menawarkan untuk membebaskan 47 anggota keamanan Palestina yang ditangkap kembali usai sempat dibebaskan sebagai jaminan pertukaran tentara Israel Gilad Shalit pada 2011 lalu, hanya jika Hamas membebaskan warga Israel keturunan Ethiopia Avera Mengistu dan warga Badui Israel Hisham al-Sayed yang sudah ditahan 10 tahun.

Kendati begitu, Hamas menolak proposal termasuk tawaran-tawaran ini. Hamas menganggap proposal tersebut merupakan upaya Washington memberi waktu "bagi Israel untuk melanjutkan genosidanya."

Lihat Juga :
Tentara Korut Membelot ke Korsel, Kabur Terobos Perbatasan

Hamas pun mendesak agar AS kembali melanjutkan proposal sebelumnya, yakni yang disodorkan Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Dilansir dari Al Jazeera, proposal penghubung AS ini sendiri tidak mengikutsertakan soal gencatan senjata permanen.

Ini sesuai dengan keinginan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin mengukuhkan haknya untuk terus melanjutkan serangan ke Gaza, dengan dalih membasmi Hamas, setelah seluruh tawanan Israel kembali.

Proposal ini juga dinilai memberi jalan bagi Netanyahu untuk mempertahankan pasukannya di perbatasan Gaza-Mesir, baik itu di Koridor Philadelphi maupun Rafah.

Netanyahu sebelumnya bersikeras agar pasukan Israel tetap berada di perbatasan Gaza-Mesir guna menjaga keamanan Israel dan menghentikan penyelundupan senjata oleh Hamas.

Lihat Juga :
Iran Sebut Mossad Israel Gentayangan di 28 Negara

Dalam pembicaraan terkait proposal, Blinken disebut meminta Netanyahu agar mengurangi jumlah pasukan di perbatasan Gaza-Mesir.

Menurut Hamas, keputusan ini sangat tidak sesuai dengan proposal Biden pada Mei yang telah disetujui Israel. Dalam proposal Biden, tak ada pernyataan apa pun mengenai pengerahan pasukan Israel di perbatasan Gaza-Mesir.

"Tampaknya, dari pandangan saya, AS menerima permintaan terbaru Israel, namun mencoba untuk melemahkannya sampai batas tertentu," kata Hugh Lovatt, pengamat Israel-Palestina untuk Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri (ECFR).

"[Proposal] ini pada dasarnya adalah jembatan antara AS dan Israel dan bukan Israel dan Hamas," tambahnya.

Isi proposal Biden pada 31 Mei lalu yakni tiga fase untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata komprehensif guna mengakhiri perang di Gaza.

Lihat Juga :
Biden Diam-diam Setujui Strategi Nuklir Rahasia, Buat Hadapi China?

Fase pertama mencakup gencatan senjata segera, penuh, dan menyeluruh dengan pembebasan sandera khususnya perempuan, orang lanjut usia, dan korban luka. Para sandera yang terbunuh juga diminta dikembalikan, dengan imbalan dilakukannya pembebasan para tahanan Palestina.

Dalam fase pertama ini, pasukan Israel juga mesti menarik diri dari daerah berpenduduk di Gaza. Warga Palestina juga berhak untuk kembali ke rumah dan lingkungan mereka di seluruh wilayah kantong tersebut.

Bantuan kemanusiaan dalam skala besar juga mesti dijamin keamanan dan keefektifannya.

Kemudian, fase kedua yakni mengakhiri permusuhan secara permanen "dengan imbalan pembebasan semua sandera lainnya yang masih berada di Gaza, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza."

Jika fase kedua terpenuhi, fase ketiga akan dilakukan yaitu rekonstruksi besar-besaran Jalur Gaza dalam beberapa tahun. Pada fase ketiga ini, sisa-sisa sandera yang masih berada di Jalur Gaza juga akan dikembalikan ke Israel.