meriah4d alternatif

    Release time:2024-10-07 22:18:20    source:buku mimpi emas   

meriah4d alternatif,pajerototo rtp,meriah4d alternatif

Jakarta, CNBC Indonesia- Menjelang akhir tahun, perbankan berlomba-lomba menggaet nasabah tajir atau high net worth individual (HNWI). Hal ini seiring dengan tren melemahnya tabungan kelas menengah. 

Direktur Utama BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan bahwa perbankan mengupayakan itu dengan menaikkan suku bunga simpanan demi menarik nasabah dengan tiering simpanan di atas Rp5 miliar.

"Saat ini menjelang akhir tahun perbankan berlomba-lomba menaikan suku bunga simpanan dan membidik segmen High Networth Individual (HNWI) yang rata-rata simpanan di atas Rp5 miliar, sehingga simpanan di atas Rp5 miliar tumbuh signifikan," ujar Yuddy kepada CNBC Indonesia, belum lama ini.

Adapun berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jumlah rekening dengan simpanan di atas Rp5 miliar pada Juli 2024 naik 33,9% dibandingkan dengan Juli 2021, menunjukkan bahwa jumlah HNWI di Indonesia terus bertumbuh. Berbalik dengan itu, jumlah rekening simpanan masyarakat menengah bawah, yakni tiering di bawah Rp100 juta yang hanya mampu tumbuh 11,9% dari Juli 2021 hingga Juli 2024. Itu terjadi seiring dengan tren "turun kasta" kelas menengah bawah.

Kenaikan nasabah kaya di PT Bank DBS Indonesia, yang mencatatkan pertumbuhan nominal dana kelolaan atau asset under management (AUM) tumbuh 32% dari Juli 2022 hingga Juli 2024. Sementara jumlah nasabah dengan tiering simpanan Rp5 miliar ke atas, naik 16% dalam periode waktu yang sama.

Hal itu disampaikan oleh Consumer Banking Director Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom. Ia tidak dapat merincikan jumlah AUM tersebut, dan hanya menyebut ada ribuan nasabah tajir di bank asal Singapura tersebut.

Melfrida mengatakan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan global yang dapat diikuti oleh Bank Indonesia (BI), dapat mendorong aliran dana masuk ke pasar modal RI dan instrumen lainnya. Maka dari itu, ia meyakini hingga Desember nanti, akan terjadi pertumbuhan nasabah kaya.

"Dan saya rasa disitulah opportunitybanyak banget, especially  high net worth semua pada ke situ, jadi akan berlomba-lomba. Dalam hal ini, penting kualitas dari relationship manager kita dipertajam. Nah bedanya kita, saya bisa bilang bahwa kita juga punya experience relationship manager," ujar Melfrida di Four Seasons Jakarta, Rabu (12/9/2024).

Pilihan Redaksi
  • Warga RI Masih Doyan Liburan Meski Jumlah Kelas Menengah Turun
  • OCBC (NISP) Nyusul Akuisisi Bank Barat, UOB Indonesia Komentar Gini
  • Tabungan Orang Kaya Makin Tebal, Bankir Kok Malah Resah?

Bank DBS Indonesia sendiri memiliki layanan DBS Treasures Private Client, yang menawarkan berbagai keunggulan. Antara lain, personalisasi dengan teknologi yang mumpuni, Pengelolaan Dana Nasabah Individu (PDNI), solusi bisnis yang menghubungkan nasabah dengan jaringan internasional Bank DBS untuk mempermudah ekspansi, dan kemudahan pembukaan rekening di jaringan Bank DBS di luar negeri.

Tidak hanya itu, Bank DBS Indonesia juga berupaya menggarap generasi penerus dari para nasabah kaya, seperti dengan mengadakan acara networking khusus untuk nasabah dan generasi penerus, dan kemudahan transfer dan pembukaan rekening untuk anak.

"Anak-anaknya bisa belajar gitu ya tentang leadership, tentang how to run the company. Nah itu yang kita lakukan sekarang dan anak-anaknya juga sudah engage. Maksudnya sudah masuk ke inisiatif-inisiatif yang dilakukan DBS. Jadi hopefully pada saat itu di transfer anak-anak ini juga akan tetap menjadi nasabah loyal DBS," terang Melfrida.

Bank yang berasal dari Singapura lainnya, yakni PT UOB Indonesia, juga terus membidik nasabah tajir dengan fokus menggarap bisnis segmen gaya hidup atau lifestyle nasabah kelas menengah atas. Bahkan, Head of Cards and Payment UOB Indonesia, Herman Soesetyo mengakui pertumbuhan kredit dan simpanan segmen affluent di bank tersebut sangat terjaga sepanjang tahun ini.

"Sangat-sangat terjaga [pertumbuhan segmen affluent]. Saya ngelihat bahwa kita cukup-cukup align dengan market growth dengan apa yang kita targetkan juga ke Bank Indonesia (BI). Jadi semuanya terjaga dengan baik, pertumbuhannya juga cukup bagus, malah kita lebih terpacu lagi bagaimana dengan strategic partnership seperti ini, kita bisa grow lebih cepat. Intinya itu," ujar Herman di Sarinah, Selasa (11/9/2024).

Terbaru, UOB Indonesia menggandeng Telkomsel meluncurkan kartu kredit co-branded untuk mendukung kebutuhan gaya hidup digital nasabah. Kartu Kredit UOB Telkomsel itu dirancang untuk mendukung gaya hidup nasabah, yang meningkat karena penetrasi internet dan tren belanja online.

Ketika ditanya terkait risiko dari daya beli masyarakat kelas menengah yang menurun, Herman mengatakan secara keseluruhan, UOB Indonesia tidak terdampak.

"Tapi again, masing-masing bank kan mempunyai sasaran target marketnya sendiri-sendiri. Kalau di UOB kita nggak ngelihat itu. Jadi kita ngelihat bahwa peminat untuk aplikan itu tetap banyak, yang kita sasar juga, dan approval rate-nya memang sesuai dengan apa yang kita targetkan. Jadi kita nggak ngelihat signifikan perubahan itu sih," pungkas Herman.

Bank asal Inggris, PT Bank HSBC Indonesia juga berupaya menarik para nasabah kaya dengan menawarkan diversifikasi investasi mereka ke negara lain. Terbaru, HSBC Indonesia menggandeng PT BNP Paribas Asset Management meluncurkan produk reksa dana baru yang memiliki fokus investasi pada perusahaan raksasa teknologi di dunia, dengan tetap memegang prinsip investasi syariah.

Adapun nasabah HSBC Premier dapat membeli reksa dana BNPP Global Tech Titans dengan minimum penempatan dana sebesar US$10.000 atau sekitar (Rp158,53 juta). Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia Lanny Hendra mengungkapkan kontribusi bisnis wealth management nasabah tajir ini memang cukup besar, yakni berpotensi sekitar 20% hingga 30% terhadap pendapatan HSBC.

"I think untuk sales kita cukup kencang lah ya, representing mungkin kalau produk baru, tema baru kan at least, I would say 20-30% contribution should come from this product, gitu lah pengennya," kata dia di Gedung HSBC, Selasa (13/8/2024) lalu.

Menurut Lanny, nasabah segmen affluent pun tetap gencar berinvestasi di kala adanya volatilitas pasar global. Ia mengatakan nasabah tajir lebih memilih untuk berinvetasi jangka panjang untuk produk-produk yang sederhana, dan sebagian dari mereka juga sudah mulai mendiversfikasi.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis pengelolaan kekayaan nasabah tajir pun menjadi andalan bank, di kala era suku bunga acuan masih tinggi.


(mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini:

Video: Perkuat Bisnis Konsumer, Bank "Incar" Nasabah Gen Z & Milenial

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Reksa Dana Hingga SBN, Mana Investasi Incaran Nasabah Tajir?