mtrtoto

    Release time:2024-10-07 14:15:51    source:final slot88   

mtrtoto,e-kinerja serdang bedagai login,mtrtoto

Jakarta, CNBC Indonesia- Memasuki periode September 2024, utang kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) oleh beberapa negara tentunya masih menjadi perhatian karena beberapa negara masih mencatatkan tingkat utang yang cukup tinggi.

Hingga 2 September 2024, terpantau komposisi sepuluh negara dengan utang terbanyak ke IMF masih belum berubah banyak dari beberapa bulan terakhir. Namun, Kolombia yang pada Juli lalu sempat berada di urutan ke tujuh, per 2 September kemarin turun ke urutan delapan.

Kolombia turun ke-8, dengan total mencapai SDR 2,34 miliar atau sekitar US$ 3,16 miliar dan jika dirupiahkan menjadi Rp 49 triliun.

Di posisi pertama masih diduduki oleh Argentina dengan total utang kepada IMF mencapai SDR 31,1 miliar atau sekitar US$ 41,88 miliar. Jika dirupiahkan dengan kurs Rp 15.520/US$, maka utang Argentina mencapai Rp 650 triliun.

Sedangkan Ukraina masih berada di posisi kedua, dengan total utangnya mencapai SDR 10,4 miliar atau sekitar US$ 14 miliar. Jika dirupiahkan maka menjadi Rp 217 triliun.

Berikut negara yang memiliki utang terbanyak ke IMF.

Diketahui, untuk satu SDR ke dolar AS mencapai US$ 1,34661 per 2 September kemarin. IMF menggunakan SDR atau Special Drawing Rights yang merupakan instrumen keuangan yang dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari lima mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS), euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling Inggris, dengan bobot yang berbeda-beda. Dolar AS, seperti biasa, menjadi yang paling besar bobotnya, disusuleurodanyuan.

IMF hadir untuk memberikan dukungan kepada negara-negara pencari pinjaman untuk mengatasi krisis ekonomi, menstabilkan mata uang, mengimplementasikan reformasi struktural, dan meringankan kesulitan neraca pembayaran.

Lembaga internasional tersebut muncul karena banyak negara mengalami kehancuran ekonomi akibat depresi besar dan Perang Dunia II. IMF telah mengalami berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam memenuhi misi utamanya untuk mengawasi sistem moneter, menjamin stabilitas nilai tukar dan menghapuskan pembatasan yang menghambat atau memperlambat perdagangan.

Bagi banyak negara, IMF telah menjadi organisasi yang menjadi tempat bergantung selama masa-masa kesulitan ekonomi. Ketika sebuah negara meminta pinjaman, IMF akan memberikan negara tersebut uang yang dibutuhkan untuk membangun kembali atau menstabilkan mata uangnya, membangun kembali pertumbuhan ekonomi, dan terus membeli impor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)