erek erek16

    Release time:2024-10-08 06:01:31    source:gambar pak tuntung   

erek erek16,klasemen kmsk deinze vs rsca futures,erek erek16Jakarta, CNN Indonesia--

Menjalankan bisnis jadi salah satu cara yang banyak dilakukan untuk mendapat penghasilan. Sayang, banyak yang belum berani memulai usaha sendiri karena alasanmodal terbatas.

Tak dipungkiri, perkara modal jadi faktor penting untuk memulai bisnis. Modal usaha dapat berasal dari aset investasi ataupun tabungan bertahun-tahun.

Akan tetapi, saat modal yang terkumpul kurang, maka Anda bisa mengajukan pinjaman khusus sebagai modal usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perencana keuangan OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo menekankan pentingnya memahami bahwa pinjaman adalah kewajiban. Artinya, siapapun yang melakukan pinjaman, makan akan wajib mengembalikan, bahkan biasanya ditambah dengan kewajiban bunga.

Untuk itu, kata dia, sangat penting untuk memastikan debitur memiliki kapasitas untuk membayar cicilan agar tidak gagal bayar, yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.

Agar tidak gagal bayar, maka harus dipastikan usaha tersebut sudah memiliki arus kas yang jelas. Menurut Budi, hal itu biasanya jarang dimiliki oleh orang bisnis-bisnis yang baru berdiri.

Kecuali, usaha itu memang sudah memiliki pesanan atau pelanggan pasti, dengan skema pembayaran yang tidak memberatkan kas usaha. Misalnya, pembayaran dilakukan setelah produk diterima atau dalam jangka waktu tertentu setelah invoice diterima pelanggan.

Lihat Juga :
EDUKASI KEUANGANPilihan Investasi Bagi Pekerja Bergaji Rp5 Juta, Ini Daftarnya

"Di sini maka usaha membutuhkan talangan dana sementara waktu sampai dengan pembayaran dari pelanggan diterima secara penuh," ujar dia kepadaCNNIndonesia.com, Jumat (20/9).

Budi menegaskan pemilik usaha tetap perlu memiliki dana pribadi untuk mengantisipasi kewajiban cicilan pembayaran sampai dana dapat diterima. Artinya, modal usaha dengan mengandalkan 100 persen dana pinjaman adalah sangat tidak disarankan karena terlalu berisiko.

Nah, dengan adanya kepastian arus kas usaha dikombinasi dengan modal pribadi maka risiko gagal bayar dapat diminimalisir.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berutang untuk modal bisnis:

1. Pinjaman online (pinjol)

Menurut Budi, hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat modal usaha dari pinjol adalah legalitas dari perusahaan pinjol, tingkat bunga, denda, dan juga termin pembayaran. Jangan sampai termin pembayaran tidak dapat dipenuhi oleh pemilik usaha.

"Karena umumnya termin pembayaran dengan pinjol adalah jangka pendek dalam hitungan hari. Jadi harus dapat memastikan bahwa kewajiban dapat ditunaikan," tuturnya.

Senada, Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho menjelaskan yang perlu diperhatikan dari pinjol adalah besarnya bunga pinjaman dan tenor pinjaman.

"Pinjam modal usaha ke pinjol sebaiknya menjadi alternatif terakhir mempertimbangkan bunga yang relatif besar dan tenor yang singkat," kata Andi.

2. Bank

Untuk modal usaha dari bank, Budi mengatakan umumnya memberi persyaratan lebih ketat dan membutuhkan agunan. Namun, kelebihannya adalah tingkat bunganya yang cukup ringan. Pemilik usaha pun biasanya harus memiliki bisnis sudah berjalan cukup lama, serta memiliki pembukuan yang jelas untuk mendapatkan pinjaman.

"Kegagalan pembayaran dapat berdampak pada kehilangan agunan pinjaman," ucap Budi.

Selain itu, karena akan meminta aset yang dijaminkan, Andi mengingatkan untuk memperhatikan apakah jumlah pinjaman yang diberikan sebanding dengan nilai jaminan yang biasanya berkisar 80 persen utang.

"Perhatikan juga besaran bunga pinjaman yang diberikan," tuturnya.

3. Koperasi

Menurut Budi, pinjaman koperasi biasanya mewajibkan debitur untuk menjadi anggota dari koperasi tersebut. Kemudian untuk pinjaman jenis ini, tingkat bunganya lebih tinggi dibanding bank. Ia juga mewanti-wanti hal yang perlu diperhatikan adalah legalitas dari koperasi.

Andi pun berpendapat serupa. Ia mengatakan terkadang ada beberapa koperasi yang mensyaratkan debitur menjadi anggota terlebih dahulu sebelum meminjam. Selain itu, ada syarat sekian persen dari total utang harus ditaruh dalam rekening simpanan di koperasi.

"Sama seperti bank, koperasi biasanya juga meminta aset jaminan bisa pinjaman kita cukup besar sampai di atas Rp50 juta. Juga perhatikan skema bunga pinjamannya," ucap Andi.

Lihat Juga :
EDUKASI KEUANGANBerkaca dari Bunga Zainal, Ini Cara Hindari Investasi Bodong

4. Alternatif lain untuk mendapat modal usaha

Budi mengatakan sumber modal usaha lain yang dapat dimanfaatkan. Pertama, joint project, di mana pemilik usaha dapat berbagi keuntungan dengan pemilik modal dengan sistem bagi hasil keuntungan untuk proyek yang didanai.

Cara kedua juga dapat dengan angel investor. Budi menyebut tidak sedikit usaha dimulai dari bantuan keluarga terdekat dengan bentuk pinjaman lunak untuk modal awal.

Ketiga, mengandalkan model pendaan baru yang mulai populer, yakni crowdfunding. Ini adalah teknik pendanaan untuk proyek atau unit usaha yang melibatkan masyarakat secara luas. Konsep crowdfunding pertama kali dicetuskan di Amerika Serikat pada tahun 2003 dengan diluncurkannya sebuah situs bernama Artistshare.

"Ketiga, sekarang juga berkembang pinjaman dalam bentuk crowdfunding yang tersedia di berbagai platform yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang dapat menjembatani kebutuhan modal dari pelaku usaha dengan pemilik modal," ujarnya.

[Gambas:Photo CNN]

Namun, dari berbagai jenis sumber pendanaan, Andi lebih menyarankan pelaku usaha menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) yang ditawarkan di bank.

Menurutnya, nilai pinjaman KUR tidak sebesar pinjaman multiguna serta jaminan collateral atau persyaratannya lebih ringan.

Selain itu bisa juga mendapatkan modal usaha dengan tarik tunai kartu kredit. Namun, harus diperhatikan juga dengan mencermati besaran bunga serta tenornya.

Cara mengukur berapa utang yang bisa diambil

Untuk pengukuran pinjaman, Budi mengatakan sebaiknya melibatkan beberapa faktor seperti yang sudah ia sebutkan sebelumnya. Pertama, arus kas usaha. Ia mengingatkan pelaku untuk memastikan bahwa usahanya memiliki kepastian arus kas untuk membayar kembali cicilan.

Menurutnya, sebaiknya cicilan tidak lebih besar daripada 30 persen keuntungan usaha tiap bulannya dan tenor pinjaman juga tidak terlalu panjang apabila modal usaha adalah untuk modal operasional.

"Namun jika untuk modal investasi (misalnya untuk membeli mesin), maka dapat lebih panjang sesuai dengan tingkat keekonomisan dari investasi yang dilakukan," ujar Budi.

Kedua, modal pribadi. Untuk meminimalisir risiko gagal bayar, Budi mengingatkan untuk memastikan pemilik usaha hanya mengambil pinjaman tidak lebih dari 30 persen modal yang ia miliki untuk menjaga stabilitas keuangan usaha.

"Jadi misalnya seseorang memiliki modal dana pribadi Rp100 juta untuk operasional, maka pinjaman yang dilakukan tidak lebih dari Rp30 juta," jelasnya.

Di sisi lain, Andi mengatakan tidak ada rumus baku cara menghitung berapa idealnya pinjaman yang diambil sebagai modal usaha. Namun, jika hendak mengurangi risiko, pinjaman yang diambil disarankan sesedikit mungkin dari total modal usaha yang diperlukan.

"Namun di sisi lain, dengan modal usaha semaksimal mungkin maka kesempatan dan keleluasaan kita untuk mengembangkan bisnis tentu bisa semakin besar lagi," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]