nelayan erek erek

nelayan erek erek,tunggaljitu com,nelayan erek erek

Jawa Pos Radar Madiun- Wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Namun, beberapa hari terakhir hujan masih mengguyur sejumlah daerah.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto membenarkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

‘’Tapi bukan berarti dalam periode kemarau tidak ada hujan sama sekali. Ada hujan namun kisaran di bawah 50 mm/dasarian," ujar Guswanto dikutip dari press release BMKG, Kamis (4/6).

Baca Juga: Sering Hujan dan Banjir? Penyakit dari Kencing Tikus Ini Wajib Diwaspadai, Bisa Sebabkan Kematian!

Guswanto menyebut, dalam sepekan ke depan terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di sejumlah wilayah Indonesia.

Fenomena ini disebabkan dinamika atmosfer skala regional dan global yang cukup signifikan.

Di antaranya, termonitornya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Baca Juga: Baru Awal Kemarau, Wilayah Perkotaan di Pacitan Sudah Dilanda Krisis Air Bersih

Selain itu, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia memberikan kontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan.

"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," imbuhnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang berpotensi terjadi pada 5-11 Juli 2024.

Baca Juga: Pemkab Pacitan Bersiap Antisipasi Kekeringan, Agustus Diprediksi Puncak Musim Kemarau

Terutama di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Andri mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang.