nagagg slot

    Release time:2024-10-08 00:22:03    source:ingat123 login   

nagagg slot,lapak138,nagagg slotJakarta, CNN Indonesia--

Perwakilan Uni Emirat Arab melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina(Palestine Liberation Organisation/PLO) di Abu Dhabi, Kamis (21/12).

Menurut laporan Middle East Eye, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan bertemu Sekjen PLO Hussein Al Sheikh saat agresi Israel di Gaza yang kian brutal.

Mereka membahas situasi kemanusiaan di Gaza hingga upaya gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Voting DK PBB soal Resolusi di Gaza Molor Lagi, Ada Apa?

Para anggota di unit PBB ini nyaris mencapai kesepakatan pada Kamis malam, tetapi AS disebut keberatan.

Poin penting yang menjadi hambatan AS adalah usulan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membentuk mekanisme pemantauan di Gaza.

"Secara eksklusif memantau semua kiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang diberikan melalui jalur darat, laut, dan udara [dari negara yang bukan pihak perang," demikian usulan Guterres, dikutip Reuters.

Rancangan resolusi itu kemudian diubah dan meminta Guterres menunjuk satu koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi untuk membentuk mekanisme PBB guna mempercepat bantuan kemanusiaan.

Koordinator juga akan memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi, mengkoordinasikan, memantau, dan memverifikasi di Gaza, jika diperlukan, sifat bantuan kemanusiaan.

Rancangan resolusi awal menuntut Israel dan Hamas mengizinkan dan memfasilitasi "penggunaan seluruh rute darat, laut dan udara ke dan di seluruh Gaza" untuk pengiriman bantuan.

Lihat Juga :
AS Klaim Total 20 Negara Gabung Koalisi 'Keroyok' Houthi di Laut Merah

Namun, kebijakan tersebut diubah menjadi "semua rute yang tersedia." Menurut sejumlah diplomat usulan itu memungkinkan Israel mempertahankan kendali atas akses.

Sementara itu, Rusia dan beberapa anggota DK lain mengeluh selama pembicaraan tertutup mengenai amandemen yang dibuat untuk memenangkan AS.

Perdebatan panjang soal resolusi tersebut juga terjadi saat Israel menggempur objek sipil seperti rumah sakit hingga pabrik makanan.

Imbas agresi Israel korban tewas di Palestina menembus 20.000 jiwa. Dari jumlah itu, mayoritas korban merupakan anak-anak dan perempuan.



(isa/dna)