shoo88

    Release time:2024-10-09 21:02:45    source:ekings indonesia   

shoo88,merpati 2d bergambar,shoo88Jakarta, CNN Indonesia--

Sebuah interpretasi terbaru dari karya Sigmund Freudmengungkap bahwa penemu psikoanalisisini tidak terlalu 'mesum'.

Sebuah revisi versi bahasa Inggris dari karya Freud, The Interpretation of Dreams, oleh Mark Solms baru-baru ini mengoreksi beberapa kesalahan penerjemahan dan bertujuan untuk menentang kesalahpahaman umum.

Bahwa Freud percaya bahwa dorongan erotis berada di balik sebagian besar perilaku manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, perilaku seperti bayi yang sedang menghisap boneka, atau seorang anak yang sedang menendang bola, atau sedang berayun-ayun di ayunan, dideskripsikan Freud sebagai "seksual", yang berarti bahwa semua itu adalah sumber kenikmatan yang murni.

"Hal ini melebarkan makna kata tersebut hingga melampaui penggunaan yang lazim, dan hal ini menimbulkan kesalahpahaman yang cukup besar terhadap teori-teorinya. Di akhir hidupnya, Freud mengakui hal tersebut," tutur Solms.

Terjemahan bahasa Inggris standar James Strachey atas karya Freud dicetak pada 1950-an dan 60-an.

Lihat Juga :
NASA Akui 'Alien' Bisa Bertahan Dekat Permukaan Europa dan Enceladus

Kini, Solms, seorang penutur bahasa Jerman yang dibesarkan di Namibia, negara yang masih memakai bentuk bahasa yang lebih tua, menghapus kesalahan-kesalahan itu dan menempatkan kata "seksual" dalam konteksnya.

"Saya telah mengoreksi beberapa kesalahan: Strachey sudah lanjut usia, dan penglihatannya kurang baik. Saya juga mengubah beberapa istilah teknis yang sudah ketinggalan zaman, dan saya menambahkan beberapa esai, ceramah, dan tulisan lain yang tidak ada dalam versi Strachey," terang Solms.

Seratus tahun yang lalu, teori Freud tentang dorongan seksual, makna mimpi, dan perjuangan untuk kebebasan emosional memicu lahirnya surealisme, mengilhami karya seni dari Salvador Dali, René Magritte, dan Giorgio de Chirico.

Selain itu, teori ini juga memicu tulisan-tulisan dari André Breton, yang menulis Manifesto Surealis pada 1924.

Namun, para seniman ini disebut salah memahami teori-teori Freud.

"Tak satu pun dari mereka memahami bahwa Freud adalah seorang pria yang cukup konservatif dan tidak memiliki kecenderungan sosial yang revolusioner," ujar Solms.

"Seleranya dalam seni juga sangat konservatif. Freud menggambarkan Dali (Salvador Dali, seniman aliran surealis) sebagai seorang yang fanatik," tambahnya.

Lebih lanjut, karya Freud yang telah direvisi oleh Solms merupakan edisi standar sebuah epik 24 jilid.

Lihat Juga :
Mengenal ASMR yang Sensasinya Cuma Bisa Dirasakan Orang 'Terpilih'

Revisi tersebut ditugaskan oleh British Psychoanalytic Society untuk menandai ulang tahun ke-50 penerbitan segmen terakhir dari karya-karya Freud, dan akan dirilis di Inggris di Museum Freud di London pada 19 September, dua hari sebelum konferensi khusus di University College London.

Solms tidak menggantikan terjemahan Strachey yang sebelumnya, karena ia melihatnya sebagai "ahli bahasa Inggris", yang mengenal Freud secara pribadi. Maka dari itu dalam karya yang diperbarui, "garis bawah yang halus" menunjukkan revisi dan penambahan.

Solms berharap dapat mengembalikan pemikir besar dari Wina ini ke dalam percakapan kita tentang mimpi, meskipun, ada beberapa orang yang lebih suka melihat Freud dilupakan daripada diterjemahkan kembali.

"Mereka lebih suka jika dia dihapuskan dari sejarah," katanya.

Freud awalnya berpendapat tidur merupakan kebutuhan biologis dan mimpi berfungsi untuk membuat kita tetap tertidur. Pengalaman halusinasi kepuasan dalam mimpi, menurut Freud, membuat kita tidak terbangun, karena mimpi diyakini menunjukkan keinginan yang terpenuhi.

Kemudian, penemuan tentang rapid eye movement (REM) saat tidur di awal tahun 1950-an membantah teori pemenuhan keinginan Freud.

Mimpi REM disebut dipicu oleh aktivasi batang otak, yang memunculkan konten yang aneh karena kekuatan pengorganisasian kita dilewati, bukan karena keinginan kita yang tersembunyi tiba-tiba muncul.

Namun, penelitian yang lebih baru telah mengungkap kita dapat bermimpi baik di dalam maupun di luar kondisi REM, sehingga tidak ada penjelasan yang jelas untuk kreativitas aneh dari pikiran yang sedang tidur.

[Gambas:Video CNN]



(lom/arh)