prediksi germany

    Release time:2024-10-08 00:21:52    source:gambar togel 34   

prediksi germany,cowok sd ganteng,prediksi germany

Jakarta, CNBC Indonesia -Rupiah tampaknya masih bisa menunjukkan tajinya pada hari ini dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) terdongkrak pelemahan data pasar tenaga kerja AS.

Melansir data Refinitiv, pada akhir pekan lalu rupiah ditutup di posisi Rp15.360/US$, menguat 0,23% dalam sehari. Apresiasi ini mengakumulasi penguatan sebesar 0,58% dalam seminggu dan mencetak rekor terkuat sejak 15 September 2023.

Penguatan rupiah di hadapan greenback ditengarai oleh naiknya cadev Indonesia periode Agustus 2024 serta respon positif pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga AS semakin dekat akibat lemahnya pasar tenaga kerja.

Baca:
Dow Jones Lewat! Kinerja IHSG Pekan Ini Bikin Investor Happy

Pada akhir Agustus, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$150,2 miliar, meningkat signifikan dari posisi akhir Juli sebesar US$145,4 miliar dan dari bulan sebelumnya, Juni, yang berada di angka US$140,2 miliar.

Peningkatan ini menunjukkan tren positif dalam cadangan devisa Indonesia yang berkelanjutan dan propsek pemangkasan suku bunga makin dekat setelah AS mengeluarkan data pelemahan pasar tenaga kerja.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, pendorong utama atas capaian tersebut adalah penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2024 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca:
Peran Asing di Balik Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Cadangan Devisa RI

Sementara itu dari eksternal, pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan yang memicu pemangkasan suku bunga the Fed semakin diperlukan. Ini tercermin dari data tenaga kerja ADP yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa pada Agustus, penambahan pekerja swasta hanya mencapai 99.000, terendah sejak 2021, dan lebih rendah dari revisi 111.000 pada Juli serta di bawah perkiraan konsensus sebesar 140.000.

Selain itu, klaim pengangguran di AS turun menjadi 227.000 pada pekan yang berakhir 31 Agustus, level terendah sejak awal Juli. Penurunan ini lebih baik dari perkiraan pasar yang memperkirakan klaim sebesar 230.000.

Pada pekan lalu, ekonomi AS juga mencatatkan kondisi pasar tenaga kerja kembali mengecewakan yang tercermin dari penciptaan lapangan tenaga kerja yang lebih sedikit dari perkiraan.

Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data pekerjaan selain pertanian atau Non Farm Payrolls (NFP) yang bertambah 142.000 selama Agustus, naik dari 89.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Namun, capaian tersebut masih di bawah perkiraan konsensus 161.000 pekerjaan.

Sedangkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2%, seperti yang diperkirakan. Untuk tingkat upah secara bulanan naik 0,7% dari perkiraan kenaikan 0,3%. Demikian juga secara tahunan naik 3,8% dari perkiraan kenaikan 3,7%.

Baca:
IHSG & Rupiah Punya "Senjata" Baru Hadapi Akhir Pekan Penuh Gejolak

Pasar tenaga kerja yang terkontraksi tersebut kemudian menjadi tanda pemangkasan suku bunga AS semakin diperlukan. Peluang pemangkasan suku bunga the Fed menurut alat pengukur CME FedWatch kini sudah mencapai 70% untuk pertemuan 18 September mendatang.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS terpantau kokoh dalam tren penguatan.

Support terdekat atau posisi penguatan terdekat bisa dicermati di Rp15.325/US$, ini didapatkan dari garis horizontal yang ditarik dari low candle intraday pada 26 Agustus 2024.

Sementara untuk resistance atau posisi pelemahan yang patut diantisipasi paling dekat ada di Rp15. 405/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Merosot, Sentimen Global Masih Jadi Biang Kerok

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Ada Optimisme dari BI, Dolar Bisa Turun ke Level Rp 16.100