ligadewa asia

    Release time:2024-10-07 21:28:27    source:akun pro kamboja pusat123   

ligadewa asia,ayam kalkun 2d togel,ligadewa asia

Jakarta, CNBC Indonesia -Deflasi ambruk selama lima bulan beruntun, sejak Mei hingga September 2024. Pemerintah pun memastikan akan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong daya beli masyarakat ke depan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai kebijakan untuk mendorong daya beli itu khususnya untuk pembelian rumah, karena komponen makanan tidak menjadi faktor penekan karena angka deflasi.

"Yang mesti kita dorong daya beli. Termasuk daya beli itu, ke depan sektor apa saja yang bisa kita dorong untuk kelas menengah," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Selas (1/10/2024).

"Termasuk salah satunya kelas menengah itu pembelian sesudah makanan adalah bahan bangunan ataupun perumahan, properti," tegasnya.

Baca:
RI Deflasi 5 Bulan Beruntun Mirip 1998: Ini Bukan Cuma Urusan Perut!

Untuk mendorong daya beli itu, pemerintah kata dia sudah mendorong pemberian insentif fiskal berupa pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). Lalu, penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Tinggal laksanakan. backlog bisa jalan. Tinggal satu lagi FLPP, kalau FLPP kita dorong ke 200.000, karena sekarang FLPP sudah habis, tidak ada lagi yang bisa disalurkan. Kemarin sudah disetujui di rapat kabinet paripurna bahwa FLPP naik ke 200.000," ucap Airlangga.

Meski fokus pemerintah akan terus mendorong daya beli ke depan, Airlangga menekankan, deflasi yang terjadi lima bulan beruntun kini bukan disebabkan tekanan daya beli masyarakat, melainkan karena pasokan pangan tengah dikendalikan pemerintah.

"Harus paham yang turun adalah volatile food itu yang dikerjakan oleh tim pengendali inflasi pusat (TPIP), karena kalau harga pangan terjangkau, daya beli akan meningkat," tuturnya.

Baca:
Duh! Warga RI Mulai Jarang Jalan-jalan

Airlangga menekankan, aspek inflasi yang mencerminkan daya beli masyarakat turun atau tidak haruslah mengacu pada indikator inflasi inti. Inflasi inti menurutnya masih terus stabil di kisaran 2%. "Kalau inflasi inti naik, berarti daya beli naik ke angkat," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, deflasi lima bulan beruntun terjadi sejak Mei 2024 yang sebesar 0,03% secara bulanan, lalu berlanjut pada Juni 2024 sebesar 0,08%, dan Juli 2024 sebesar 0,18%. Lalu, pada Agustus 2024 sebesar 0,03%, dan per September 2024 makin dalam menjadi 0,12%.


(arj/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video:Alasan Pemerintah Tak "Cemas" Indonesia Deflasi 5 Bulan Beruntun

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article RI Deflasi Beruntun 3 Bulan, BPS: Bukan Karena Daya Beli Turun!