yalla. live

    Release time:2024-10-07 22:07:59    source:baju di erek erek   

yalla. live,arti mimpi di kejar babi hutan,yalla. liveJakarta, CNN Indonesia--

Muhammadiyah telah menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal(KHGT) untuk menggantikan kriteria wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Hijriah di penanggalan Islam.

KHGT ini diluncurkan Muhammadiyah bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah beberapa hari lalu.

Dikutip di laman resmi Muhammadiyah, konsep KHGT ini digunakan Muhammadiyah dengan mengadopsi 'Kriteria Turki 2016' atau hasil forum Muktamar Kalender Islam Global yang digelar di Turki pada tahun 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Pakai Kalender Hijriah, Muhammadiyah Ingin Sudahi Debat Hilal Tahunan

Ia menjelaskan prinsip utama dari KHGT adalah kesatuan matlak, dengan syarat imkan rukyat, yaitu ketinggian hilal minimal 5 derajat dan sudut elongasi minimal 8 derajat di belahan bumi mana pun.

"Konsep ini dianggap ideal untuk mewujudkan Kalender Islam pemersatu. Pilihan ini juga didasarkan pada semangat keterbukaan, kebersamaan, dan pencerahan peradaban agar Islam menjadi rahmat bagi alam semesta," ucap Maskufa.

Selain itu, Maskufa juga mengatakan KHGT mencerminkan semangat keterbukaan, kebersamaan, dan pencerahan peradaban, agar Islam benar-benar menjadi rahmat bagi alam semesta.

Maskufa yakin penerapan KHGT akan membawa dampak positif bagi kepastian dan ketepatan waktu ibadah umat Islam di mana pun mereka berada, terutama bagi mereka yang tinggal di negara-negara dengan minoritas Muslim. Identitas Islam dalam wujud KHGT akan semakin terlihat, khususnya dalam misi menyatukan waktu pelaksanaan ibadah yang selama ini sering kali menimbulkan perbedaan dan bahkan perpecahan.

Dengan adanya KHGT, ucap Maskufa, diharapkan umat Islam di seluruh dunia dapat merasakan kebersamaan dan persatuan yang lebih kuat. Hal ini juga menunjukkan komitmen Muhammadiyah untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan umat Islam dan peradaban dunia.

Lihat Juga :
Muhammadiyah Terapkan Kalender Hijriah Global untuk Penanggalan Islam

Diinisiasi sejak 2007

Maskufa menceritakan pada tahun 2007 Muhammadiyah sempat menyelenggarakan simposium internasional bertajuk "The Effort Toward Unifying the Islamic International Calendar".

Simposium ini menjadi fondasi bagi keputusan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 tahun 2015 dan ke-48 tahun 2022 yang mengamanatkan upaya penyatuan kalender Hijriah di tingkat internasional.

Motivasi Muhammadiyah untuk menerapkan KHGT ini lebih jelas dalam putusan Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar.

Perbedaan dalam memulai ibadah puasa dan hari raya yang disebabkan oleh metode penentuan awal bulan yang masih lokal menjadi perhatian utama. Selain itu, ibadah yang terkait dengan tempat geografis yang berbeda, seperti puasa Arafah, menekankan pentingnya kalender yang seragam.

Putusan tersebut juga menggarisbawahi konsep ummatan wahidatan, yang berarti umat Islam adalah satu kesatuan, sebagaimana diamanatkan dalam Alquran.

Meskipun umat Islam tersebar di berbagai negara dengan beragam paham keagamaan, organisasi, dan budaya, perbedaan ini menjadi tantangan sekaligus rahmat. Namun, perbedaan dalam penentuan awal bulan Hijriah, terutama untuk Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, seringkali menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian.

"Perbedaan ini sebagai rahmat sekaligus tantangan. Perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penentuan awal bulan dalam Kalender Hijriah, terutama awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Muhammadiyah memandang erlu untuk adanya upaya penyatuan Kalender Hijriah yang berlaku secara internasional," ucap Maskufa.

Lihat Juga :
Cara Tentukan Hilal dalam Kalender Hijriyah Global
(rzr/DAL)