tokyo 188 rtp

    Release time:2024-10-08 05:55:01    source:rtp 29hoki   

tokyo 188 rtp,nowgoal spbo,tokyo 188 rtpJakarta, CNN Indonesia--

Pemimpin tertinggiKorea Utara Kim Jong Un menggunakan terms yang kerap dipakai warga Korea Selatansaat pidato di hadapan warga yang menjadi korban banjir Sungai Yalu.

Kim Jong Un menyampaikan pidatonya ini pada awal Agustus lalu. Salah satu warga di Pyongan Utara mengatakan masyarakat yang mendengar pidatonya terkejut dengan penggunaan diksi-diksi sang pemimpin tertinggi.

Lihat Juga :
Drone Hizbullah Masuk Rumah PM Netanyahu, Israel Kelabakan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidatonya, menurut wargaitu Kim Jong Un menggunakan diksi "warga negara/citizens" ke para korban.

Biasanya, Kim Jong Un menyebut warga Korut dengan istilah khas partai komunis "comrades/kawan."

Lihat Juga :
Presiden Jokowi Terima Medali Kehormatan dari Palestina

Kim Jong Un juga menyebut para lanjut usia korban banjir dengan istilah "para orang tua/elders". Pemimpin Korut selama ini kerap menggunakan kata "senior atau kakek-nenek yang terhormat."

Tak hanya itu, Kim juga menyebut "televisi" menjadi "TV", bukan yang biasa dipakai warga Korut yakni terebi. Penyebutan TV lebih terdengar seperti bahasa Amerika dan familiar di Korsel .

Sumber RFA juga mengatakan Kim memberitahu korban bahwa mereka sedang "menempuh medan yang berat."

Ungkapan yang lebih umum di Korut untuk menggambarkan situasi sulit biasanya memakai frasa "situasi yang sulit dan melelahkan.

Para pengamat menilai istilah yang digunakan Kim saat pidato menunjukkan bahwa pemimpin Korut mungkin sedang menonton film dan acara TV Korsel.

Pilihan Redaksi
  • Ledakan Bom Diduga Aksi Teror Guncang Tel Aviv Israel, 1 Orang Tewas
  • Pelaku Pemerkosaan Brutal-Pembunuhan Dokter Magang di India Ditangkap
  • Kronologi Dokter Magang Diperkosa-Dibunuh secara Sadis di India

Setelah pemisahan semenanjung ini imbas Perang Dunia II, perbedaan bahasa di Korut dan Korsel lebih dari sekadar pemisahan regional. Namun, keputusan ini berdampak ke penggunaan bahasa..

Kedua pemerintah menerapkan standar yang berbeda dalam ejaan dan kosakata. Korut, menjadi pihak yang jarang mengadopsi bahasa asing.

Pihak berwenang Korut juga secara rutin menghukum warga yang menggunakan bahasa gaul Korsel karena dianggap anti sosialis dan membawa pengaruh buruk.

Mereka yang ketahuan menonton drama Korsel bisa dikirim ke kamp penjara atau bekerja di pertambangan batu bara.

(isa/rds)