erek erek tokek 2d

    Release time:2024-10-08 02:12:49    source:smktoto login   

erek erek tokek 2d,erek erek 2d 07,erek erek tokek 2d

Jakarta,CNBC Indonesia -Emiten perbankan yang tergabung ke dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), mencatat kinerja yang solid hingga semester I-2024.

Bank Mandiri adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan layanan finansial integrasi kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro, Small and Medium Enterprise (SME), Consumer Banking, Treasury serta International Banking. Bank yang berdiri pada 1998 tersebut juga menjadi bank terbesar ketiga di Indonesia dari sisi kapitalisasi pasar.

Sebagai bank BUMN besar yang hadir di tengah-tengah masyarakat, tentunya kinerja Bank Mandiri terus meningkat.

Apalagi, bisnis utama perbankan sebagai lembaga keuangan intermediasi adalah menghimpun pendanaan dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit, sehingga kinerja yang cukup baik dapat membantu masyarakat terutama terkait tabungan atau kredit masyarakat.

Baca:
Bisa Rp5.000! Aturan 2024, Saldo Minimum Bank Mandiri, BCA, BNI & BRI

Proporsi antara jumlah dana yang berhasil dihimpun dibandingkan dengan dana yang tersalur dalam bentuk kredit, atau yang lebih dikenal dengan istilah umum Loan to Deposit Ratio (LDR), menjadi indikator likuiditas sebuah bank.

Mengacu pada laporan kinerja keuangan perseroan pada semester I-2024, realisasi penyaluran kredit mencapai Rp 1.532 triliun di paruh pertama 2024, tumbuh 20,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan tersebut melampaui rata-rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 12,36% (yoy) per Juni 2024 atau semester I-2024.

Faktor yang mendukung kinerja penyaluran kredit Bank Mandiri itu ialah konsistensi menjaga dua jenis segmentasi kredit mereka, yakni wholesale dan retail. Adapun, strategi pertumbuhan di segmen retaildilakukan dengan pendekatan ecosystem approach serta melalui sektor unggulan di masing-masing wilayah.

Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar, dengan realisasi mencapai Rp 561 triliun pada semester I-2024 meningkat 29,7% (yoy), dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 433 triliun.

Selain korporasi, segmen komersial mencatat peningkatan kredit sebesar 21,7% (yoy) menjadi Rp 262 triliun, sementara kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meningkat 6,3% (yoy) mencapai Rp 127 triliun. Diikuti dengan laju kredit konsumer yang meningkat 9,02% (yoy) menjadi Rp 116 triliun.

Seiring dari penyaluran kredit yang baik, Bank Mandiri tetap konsisten menjaga kualitas aset dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.

Berbekal pengalaman Bank Mandiri selama puluhan tahun sebagai bank korporasi terbesar di Indonesia, dan transformasi panjang dalam bisnis proses Bank Mandiri terus mampu menjaga kualitas kredit.

Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,01% per Juni 2024. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2024 di level 1,53% atau telah turun sebesar 52 basis poin (bp).


Sementara dari sisi funding, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BMRI hingga semester I-2024 tercatat mencapai Rp 1.651 triliun, tumbuh 15,4% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Pertumbuhan DPK BMRI didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9% (yoy), yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 23% (yoy) menjadi Rp 612 triliun dan tabungan yang meningkat 13,4% (yoy) menjadi Rp 626 triliun.

Pertumbuhan tersebut pun turut mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) terus meningkat mencapai 79,7% secara bank only, level tertinggi dalam sejarah BMRI. Pencapaian ini ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 2,08%.

Likuiditas Bank Mandiri juga masih terbilang ample jika dibandingkan dengan bank jumbo lain, terutama dari rasio Loan to Deposit Ratio(LDR) yang cukup terjaga hingga semester I-2024.


Semakin tinggi LDR maka laba Bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut dapat menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga juga meningkat, demikian besar kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tingkat LDR BMRI juga makin meningkat. Artinya Bank Mandiri tidak hanya bermain aman saja, tetapi bersungguh-sungguh untuk menggenjot pertumbuhan kredit dari tahun ke tahun.

Selain itu, struktur pendapatan Bank Mandiri juga ditopang oleh basis komisi atau fee-based income. Di semester I-2024, pos ini secara konsolidasi bank only mencapai Rp 10,77 triliun, naik 14,37% (yoy).

Hal ini ditopang oleh naiknya nilai transaksi pada aplikasi Livin' by Mandiri, di mana hingga Juni 2024 tercatat menembus lebih dari Rp 1.883 triliun, atau melonjak 25% yoy.

Aplikasi yang menghadirkan lebih dari 120 fitur banking dan beyond banking tersebut memfasilitasi 1,8 miliar transaksi, sehingga menyumbang fee-based income  senilai Rp 1,18 triliun, atau meningkat 26% (yoy).

Adapun transaksi QRIS pada aplikasi tersebut, yang kini dapat digunakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura, meningkat 3,1 kali lipat


Sementara itu, transaksi valuta asing (valas) dan investasi meningkat masing-masing sebesar 4,5 kali lipat dan 2,7 kali lipat.

Selain itu, pihaknya mencatat bahwa hingga pertengahan tahun ini, aplikasi tersebut telah melayani sekitar 85% pembukaan rekening baru dan 98% transaksi non-tunai di sektor retail. Selain itu, 92% nasabah addressable telah menjadi registered user di Livin' by Mandiri.

Di satu sisi ini bagus, tetapi di sisi lain struktur pendapatan sedemikian rupa juga harus diwaspadai apalagi Bank Indonesia (BI) terus mendorong implementasi BI-Fast yang membuat fee menjadi lebih rendah. Artinya, sebagai bank, untuk mengkompensasi fee yang lebih rendah harus dilakukan dengan mendorong volume transaksi.

Prospek Bank Mandiri

Sejalan dengan kinerja yang masih cukup baik di semester I-2024, prospek Bank Mandiri baik dari kinerja maupun dari saham setidaknya pada semester II-2024 tampaknya masih cukup menarik.

Apalagi, dengan besarnya potensi pemangkasan suku bunga bank sentral ke depan. Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada September mendatang. Bank Indonesia pun mengindikasikan adanya pemotongan suku bunga pada kuartal IV-2024.

Dengan suku bunga yang rendah maka penyaluran kredit diharapkan semakin semakin lancar, karena tingkat bunga kredit yang semakin terjangkau dapat membuat masyarakat kembali tertarik untuk mengambil kembali kredit perbankan.

Baca:
Asing Terciduk Lepas Saham Blue Chip Kala IHSG Anjlok 1%

Suku bunga yang lebih rendah akan menjadi era baru Indonesia setelah era suku bunga tinggi sejak Agustus 2022. Ekonomi Indonesia juga diharapkan mendapatkan suntikan baru, berupa semangat dari pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto. Dengan semangat baru, ekonomi diharapkan bisa bergerak lebih cepat sehingga akan memberi multiplier effectsmulai dari meningkatnya konsumsi hingga kredit.

Tak hanya itu saja, valuasi saham Bank Mandiri yang masih tergolong murah membuat sahamnya masih cukup menarik untuk dikoleksi.

Secara valuasi sederhana, dari rasio price to earnings (PER) yang disetahunkan, BMRI mencapai 12,7 kali, lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 13,35 kali dan rata-rata sektornya yang mencapai 15,93.

Sedangkan dari rasio price to book value (PBV), memang sudah cukup mahal yakni mencapai 2,65 kali, di atas rata-rata industry yang mencapai 1,7 kali dan di atas rata-rata sektornya yang mencapai 2,07 kali.

Sementara dari kinerja sahamnya, posisi harga per sesi I Rabu, 21 Agustus 2024 memang masih berada di bawah harga tertingginya sepanjang masa. Namun, posisi saat ini sudah jauh lebih baik di mana selisih antara harga saat ini hingga harga tertingginya tinggal 2,36%.

Fundamental keuangan dan bisnis yang kuat ini memudahkan Bank Mandiri untuk berkembang lebih cepat di era pemerintahan baru Indonesia Oktober mendatang. 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">